ACUTE
LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA
(ALL)
Pengertian
Leukemia lymphoblastic akut ( ALL atau juga disebut
leukemia limfositik akut ) adalah kanker darah dan sumsum tulang . Kanker jenis
ini biasanya semakin memburuk dengan cepat jika tidak diobati .ALL adalah jenis
kanker yang paling umum pada anak-anak . Pada anak yang sehat , sumsum tulang
membuat sel-sel induk darah ( sel yang belum matang ) yang menjadi sel-sel
darah dewasa dari waktu ke waktu . Sebuah sel induk dapat menjadi sel induk myeloid atau sel
induk limfoid (National Cancer Institute, 2014).
Sebuah sel induk myeloid menjadi salah satu dari tiga jenis sel darah dewasa :
1.
Sel darah merah yang membawa oksigen dan zat-zat lain ke
seluruh jaringan tubuh
2.
Trombosit yang membentuk bekuan darah untuk menghentikan
pendarahan .
3.
Sel darah putih yang melawan infeksi dan penyakit .
Sebuah
sel induk limfoid menjadi sel lymphoblast dan kemudian salah satu dari tiga
jenis limfosit ( sel darah putih ) :
1.
Limfosit B yang membuat antibodi untuk membantu melawan
infeksi .
2.
Limfosit T yang membantu limfosit B membuat antibodi yang
membantu melawan infeksi .
3.
Sel pembunuh alami yang menyerang sel-sel kanker dan
virus .
Pada anak dengan ALL , terlalu banyak sel-sel induk menjadi lymphoblasts , limfosit B , atau limfosit T . Sel-sel ini adalah sel kanker ( leukemia ) . Sel-sel leukemia tidak bekerja seperti limfosit normal dan tidak mampu melawan infeksi dengan baik . Juga , karena jumlah sel-sel leukemia meningkat dalam darah dan sumsum tulang , ada sedikit ruang untuk sel-sel sehat darah putih , sel darah merah , dan trombosit . Hal ini dapat menyebabkan infeksi , anemia , dan mudah berdarah .
Etiologi
Faktor
risiko yang mungkin untuk SEMUA meliputi :
-
Terpapar sinar - x sebelum kelahiran.
-
Terpapar radiasi.
-
Pengobatan masa lalu dengan kemoterapi.
-
Setelah perubahan tertentu dalam gen.
-
Memiliki kondisi genetik tertentu, seperti :
·
Down syndrome.
·
Neurofibromatosis tipe 1 ( NF1 ).
·
Sindrom Shwachman.
·
Sindrom Bloom.
·
Ataksia - telangiektasia.
Tanda dan gejala
Demam,
mudah memar atau perdarahan, Petechiae ( datar , menentukan , bintik-bintik
gelap - merah di bawah kulit yang disebabkan oleh perdarahan ),tulang atau
nyeri sendi, benjolan tidak nyeri pada leher , ketiak , perut , atau
selangkangan . Nyeri atau rasa penuh di bawah tulang rusuk,
kelemahan, merasa lelah, atau pucat, kehilangan nafsu makan
Patofisiology
Sel kanker
menghasilkan leukosit yang imatur / abnormal dalam jumlah yang berlebihan.Leukosit
imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum tulang dan menggantikan
unsur-unsur sel yang normal.Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang
dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.Hal ini menyebabkan
haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leucosit, sel
darah merah dan trombosit.
Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembersaran hati, limpa, limfodenopati, sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang serta persendian.Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadinya perdarahan (echimosis, perdarahan gusi, epistaksis dll.)
Adanya sel
kanker juga mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan
gangguan sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi.Adanya sel
kaker juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan.
Klasifikasi
Klasifikasi
ALL adalah sebagai berikut:
a.
Secara morfologis menurut FAB (french, British, an
America) ALL dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1.
L1: ALL dengan sel limfoblast kecil-kecil dan merupakan
84 % dari ALL, biasanya ditemukan pada anak-anak.
2.
L2: sel lebih besar, inti ireguler, kromatin bergumpal,
nukleoli prominen dan cytoplasma agak banyak, merupakan 14 % dari ALL, biasanya
terjadi pada orang dewasa.
3.
L3: ALL mirip dengan limfoma burkit, yaitu sitoplasma
basofil denan banyak vakuola, hanya merupakan 1 % dari ALL.
b.
Secara imunofenotipe ALL dapat dibagi menjadi empat
golongan besar yaitu sebagai berikut.
1.
Common ALL,
frekuensi relatif pada anak-anak 76 % dan dewasa 51 %.
2.
Null ALL,
frekuensi relatif pada anak-anak 12 % dan dewasa 38 %.
3.
T – ALL frekuensi
relatif pada anak-anak 12 % dan dewasa 10%.
4.
B – ALL frekuensi
relatif pada anak-anak 1 % dan dewasa 2 %.
Pemeriksaan diagnostik
a.
Pemeriksaan darah tepi, hasil yang didapatkan adalah
sebagai berikut.
·
Ditemukan sel muda limfoblast
·
Leukositosis (60%)
·
Kadang-kadang leukopenia (25%)
·
Jumlah leukosit neutrofil sering kali rendah
·
Kadar hemoglobin dan trombosit rendah.
b.
Pemeriksaan sum-sum tulang, biasanya menunjukan sel blast
yang dominan.
(Handayani & Haribowo, 2008)
(Handayani & Haribowo, 2008)
Aspirasi sum-sum
tulang
Tes berikut dapat dilakukan pada jaringan yang akan
dihapus :
·
Analisis
sitogenetika
Sebuah uji
laboratorium di mana sel-sel dalam sampel darah atau sumsum tulang yang dilihat
di bawah mikroskop untuk melihat perubahan tertentu dalam kromosom dalam
limfosit . Sebagai contoh, di Philadelphia kromosom - positif ALL , bagian dari
satu kromosom dipindahkan ke kromosom lain . Ini disebut " kromosom
Philadelphia . "
·
Imunofenotipe
Sebuah tes laboratorium di mana antigen
atau penanda pada permukaan darah atau tulang sel sumsum diperiksa untuk
melihat apakah mereka adalah limfosit atau sel myeloid . Jika sel limfosit
ganas ( kanker ) mereka diperiksa untuk melihat apakah mereka adalah limfosit B
atau limfosit T
·
Pungsi lumbal
Sebuah prosedur yang digunakan untuk
mengumpulkan sampel cairan cerebrospinal dari kolom tulang belakang . Hal ini
dilakukan dengan menempatkan jarum ke dalam tulang belakang . Sampel cairan
diperiksa untuk sel-sel leukemia . Prosedur ini juga disebut LP atau spinal tap
.
Prosedur ini dilakukan setelah leukemia didiagnosa untuk mengetahui apakah sel-sel leukemia sudah menyebar ke otak dan sumsum tulang belakang . Kemoterapi intratekal diberikan setelah sampel cairan akan dihapus untuk mengobati sel-sel leukemia yang mungkin telah menyebar ke otak dan sumsum tulang belakang .
Prosedur ini dilakukan setelah leukemia didiagnosa untuk mengetahui apakah sel-sel leukemia sudah menyebar ke otak dan sumsum tulang belakang . Kemoterapi intratekal diberikan setelah sampel cairan akan dihapus untuk mengobati sel-sel leukemia yang mungkin telah menyebar ke otak dan sumsum tulang belakang .
Lumbal pungsi
·
Chest x
–ray
An x - ray dari organ-organ dan tulang
di dalam dada . Sebuah x - ray adalah tipe dari sorotan energi yang dapat
melewati tubuh dan keatas film , membuat gambar dari daerah di dalam tubuh .
The x-ray dada dilakukan untuk melihat apakah sel-sel leukemia telah membentuk
massa di tengah-tengah dada .
·
Testis biopsi
Penghapusan sel atau jaringan dari
testis sehingga mereka dapat dilihat di bawah mikroskop oleh ahli patologi
untuk memeriksa tanda-tanda kanker . Prosedur ini dilakukan hanya jika
tampaknya ada sesuatu yang aneh tentang testis selama pemeriksaan fisik .
Penatalaksanaan medis
Pengobatan
ALL pada anak biasanya memiliki tiga fase .
Pengobatan
dilakukan secara bertahap :
1.
Induksi remisi : ini adalah fase pertama pengobatan .
Tujuannya adalah untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum
tulang . Ini menempatkan leukemia ke dalam pengampunan .
2.
Konsolidasi / intensifikasi : ini adalah fase kedua dari
pengobatan . Ini dimulai setelah leukemia adalah dalam remisi . Tujuan dari
terapi konsolidasi / intensifikasi adalah untuk membunuh sel-sel leukemia yang
tetap dalam tubuh dan dapat menyebabkan kambuh .
3.
Pemeliharaan: ini adalah fase ketiga pengobatan .
Tujuannya adalah untuk membunuh sel-sel leukemia yang tersisa yang dapat tumbuh
kembali dan menyebabkan kambuh . Seringkali pengobatan kanker diberikan dalam
dosis yang lebih rendah daripada yang digunakan selama induksi remisi dan fase
konsolidasi / intensifikasi . Tidak minum obat seperti yang diperintahkan oleh
dokter selama terapi pemeliharaan meningkatkan kemungkinan kanker akan kembali
. Ini juga disebut fase terapi lanjutan .
Diagnosa Keperawatan
Menurut
Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah :
1.
Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem
pertahanan tubuh
2.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat
anemia
3.
Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan
penurunan jumlah trombosit
4.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
mual dan muntah
5.
Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan
dengan efek samping agen kemoterapi
6.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi
dan atau stomatitis
7.
Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
8.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
9.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau
perubahan cepat pada penampilan.
10.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak
yang menderita leukemia.
11. Antisipasi berduka
berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1)
Resiko
infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
a)
Pantau suhu
dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
b)
Tempatkan
anak dalam ruangan khususRasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari
sumber infeksi
c)
Anjurkan
semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan
dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
d)
Gunakan
teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko
infeksi
e)
Evaluasi
keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan
jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
f)
Inspeksi
membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan
organisme
g)
Berikan
periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi
seluler
h)
Berikan diet
lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
i)
Berikan
antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi
khusus
2)
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Intervensi :
Intervensi :
a)
Evaluasi
laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala
aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
b)
Berikan
lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler
atau penyambungan jaringan
c)
Kaji
kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu
pemilihan intervensi
d)
Berikan
bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri
3)
Resiko
terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Intervensi
a)
Gunakan
semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis
Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan
adanya anemia
b)
Cegah
ulserasi oral dan rektal
Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
c)
Gunakan
jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional : untuk mencegah perdarahan
d)
Menggunakan
sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional : untuk mencegah perdarahan)
e)
Laporkan
setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan
pucat)
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi
perdarahan
f)
Hindari
obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
g)
Ajarkan
orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung
Rasional :
untuk mencegah perdarahan
4)
Resiko
tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan : – Tidak terjadi kekurangan volume cairan
- Pasien tidak mengalami mual dan muntah
- Pasien tidak mengalami mual dan muntah
Intervensi :
a)
Berikan
antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional : untuk mencegah mual dan muntah
b)
Berikan
antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi
Rasional : untuk mencegah episode berulang
c)
Kaji respon
anak terhadap anti emetic
Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum
berhasil
d)
Hindari
memberikan makanan yang beraroma menyengat
Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah
e)
Anjurkan
makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik
f)
Berikan
cairan intravena sesuai ketentuan
Rasional : untuk mempertahankan hidrasi
5)
Perubahan
membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen
kemoterapi
Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral
Intervensi :
a)
Inspeksi
mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera
b)
Hindari
mengukur suhu oralRasional : untuk mencegah trauma
c)
Gunakan
sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut
kasa
Rasional : untuk menghindari trauma
d)
Berikan
pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan
bikarbonat
Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan
e)
Gunakan
pelembab bibir
Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah
pecah-pecah (fisura)
f)
Hindari
penggunaan larutan lidokain pada anak kecil
Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan
refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang
g)
Berikan diet
cair, lembut dan lunak
Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak
h)
Inspeksi
mulut setiap hari
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
i)
Dorong
masukan cairan dengan menggunakan sedotan
Rasional : untuk membantu melewati area nyeri
j)
Hindari
penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia
Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat
membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat
mengeringkan mukosa
k)
Berikan
obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan
Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis
l)
Berikan
analgetik
Rasional : untuk mengendalikan nyeri
6)
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise,
mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Intervensi :
a)
Dorong orang
tua untuk tetap rileks pada saat anak makan
Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat
langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi
b)
Izinkan anak
memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki
kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat
Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
c)
Berikan
makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen
yang dijual bebas
Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
d)
Izinkan anak
untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan
e)
Dorong
masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan
baik
f)
Dorong
pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga
cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting
dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat
g)
Timbang BB,
ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein
kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal
7)
Nyeri yang
berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai
tingkat yang dapat diterima anak
Intervensi :
a)
Mengkaji
tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
Rasional : informasi memberikan data dasar
untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi
b)
Jika mungkin,
gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
c)
Evaluasi
efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi
Rasional : untuk menentukan kebutuhan
perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat
d)
Lakukan
teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
Rasional : sebagai analgetik tambahan
e)
Berikan
obat-obat anti nyeri secara teratur
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri
8)
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,
imobilitas
Tujuan : pasien mempertahankan integritas
kulit
Intervensi :
a)
Berikan
perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal
Rasional : karena area ini cenderung
mengalami ulserasi
b)
Ubah posisi
dengan sering
Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan
mencegah tekanan pada kulit
c)
Mandikan
dengan air hangat dan sabun ringan
Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa
mengiritasi kulit
d)
Kaji kulit
yang kering terhadap efek samping terapi kanker
Rasional : efek kemerahan atau kulit kering
dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen
kemoterapi
e)
Anjurkan
pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering
Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit
Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit
f)
Dorong
masukan kalori protein yang adekuat
Rasional : untuk mencegah keseimbangan
nitrogen yang negative
g)
Pilih
pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan
Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan
9)
Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan
perilaku koping positif
Intervensi :
a)
Dorong anak
untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak
sebelum rambut mulai rontok
Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambut
Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambut
b)
Berikan
penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau
dingin
Rasional : karena hilangnya perlindungan
rambut
c)
Anjurkan
untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus
Rasional : untuk menyamarkan kebotakan
parsial
d)
Jelaskan
bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau
teksturnya agak berbeda
Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga
terhadap perubahan penampilan rambut baru
e)
Dorong
hygiene, berdandan, dan alat
alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias,
dan pakaian yang menarik
Rasional : untuk meningkatkan penampilan
Rasional : untuk meningkatkan penampilan
10) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
mempunyai anak yang menderita leukemia
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan
pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi
Intervensi :
a)
Jelaskan
alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anak
Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu
Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu
b)
Jadwalkan
waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff
Rasional : untuk mendorong komunikasi dan
ekspresi perasaan
c)
Bantu
keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu anak menjalani
kehidupan yang normal
Rasional : untuk meningkatkan perkembangan
anak yang optimal
d)
Dorong
keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum
diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup
Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis
Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis
e)
Diskusikan
bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan
kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan
Rasional : untuk mempertahankan komunikasi
yang terbuka dan jujur
f)
Hindari
untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada
Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa
khawatiran keluarga
11) Antisipasi berduka berhubungan dengan
perasaan potensial kehilangan anak
Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan
mengatasi kemungkinan kematian anak
Intervensi :
a)
Kaji tahapan
berduka terhadap anak dan keluarga
Rasional : pengetahuan tentang proses berduka
memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat
membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinya
b)
Berikan
kontak yang konsisten pada keluarga
Rasional : untuk menetapkan hubungan saling
percaya yang mendorong komunikasi
c)
Bantu
keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminal
Rasional : untuk meyakinkan bahwa harapan
mereka diimplementasikan
d)
Fasilitasi
anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermain
Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami
Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami