FIBROSARKOMA
A. Definisi
Fibrosarkoma adalah neoplasma ganas
yang berasal dari sel mesenkim, dimana secara histologi sel yang dominan
adalah sel fibroblas. Pembelahan sel
yang tidak terkontrol dapat menginvasi jaringan lokal serta dapat bermetastase
jauh ke bagian tubuh yang lain.
Fibrosarkoma adalah tumor dari sel
mesenkimal primitif yang berisikan fibroblas ganas dijaringan kolagen.
Fibroblas merupakan sel-sel yang secara normal menghasilkan jaringan fobrus
diseluruh tubuh. Fibrosarkoma memiliki kecenderungan untuk bertumbuh secara
lambat pada awalnya, didalam mulut dapat terlihat sebagai massa submukosa yang
tidak berbahaya dengan batas tegas, warna normal, dan tidak sakit. (Helmi
zairin noor, 2002).
Terdapat dua tipe firosarkoma tulang
yaitu primer dan sekunder. Fibrosarkoma primer merupakan keganasan fibroplastik
dari jaringan kolagen sedangkan fibrosarkoma sekunder pada tulang meningkat
dari lesi preeksis atau pacaradioterapy pada area tulang atau jaringan lunak.
Fibrosarcoma merupakan jenis tumor yang agresif dan mempunyai prognosis buruk. Frekuensi
fibrosarkoma berkisar 10 % dari
keganasan muskuloskeletal dan 5 % dari tumor primer tulang dan lebih sering
terjadi pada laki-laki.
B. Etiologi
Penyebab pasti dari fibrosarkoma belum diketahui, namun ada beberapa faktor
yang sering berkontribusi seperti faktor radiasi yang menyebabkan adanya
perubahan genetik oleh karena hilangnya alel, poin mutasi, dan translokasi
kromosom. Selain beberapa penyebab di atas, fraktur tulang, penyakit paget, dan
operasi patah tulang juga dapat menimbulkan fibrosarkoma sekunder.
Fibrosarkoma merupakan keganasan yang sering terjadi terutama akibat
paparan radiasi. Sebagian besar kasus mengenai usia diantaran 30-50 tahun
dengan proporsi jumlah laki-laki yang lebih dominan terkena dan jarang terjadi
pada anak-anak. Seseorang dengan riwayat infark tulang atau iradiasi merupakan
faktor risiko pada fibrosarkoma sekunder. Fibrosarkoma pada grade yang tinggi
merupakan faktor risiko yang signifikan untuk terjadi metastasis dan kekambuhan
lokal.
C. Patofisiologi
Fibrosarkoma dapat terjadi akibat pengaruh paparan
radiasi dari lingkungan yang mengakibatkan terjadinya translokasi kromosom pada
sekitar 90% kasus. x-radiation dan gamma radiation paling berpotensi
menyebabkan kerusakan jaringan. Ionisasi radiasi menyebabkan terjadinya
perubahan genetik yang meliputi mutasi gen, mutasi mini-satellit ( perubahan jumlah DNA sequences), formasi mikronukleus ( tanda kehilangan atau
kerusakan kromosom), aberasi kromosomal (struktur dan jumlahnya), perubahan
ploidi (jumlah dan susunan kromosom), DNA
stand breaks dan instabilitas kromosom. Ionisasi radiasi mempengaruhi semua
fase dalam siklus sel, namun fase G2 merupakan yang paling sensitif.
Sepanjang hidup sel pada sumsum tulang, mukosa usus,
epitelium testikular seminuferus, folikel ovarium rentan mengalami trauma dan
sebagai akibatnya akan selalu mengalami proses mitosis. Iradiasi selama proses
mitosis mengakibatkan aberasi kromosomal. Tingkat kerusakan bergantung pada
intensitas, durasi, dan kumulatif dari radiasi. DNA dapat mengalami kerusakan
secara langsung maupun tidak langsung melalui interaksi dengan reactive products yang berupa radikal
bebas. Pengamatan terhadap kerusakan DNA diduga sebagai hasil perbaikan DNA
atau sebagai akibat dari replikasi yang salah. Perubahan ekspresi gen memicu
timbulnya suatu tumor. Sebagai akibat paparan x-radiation dan gamma
radiation sangat kuat berkorelasi terhadap timbulnya keganasan atau kanker.
Kerusakan DNA yang dimanifestasikan dalam bentuk translokasi kromosom gen
COL1A1 pada kromosom 17 dan gen platelet-derived
growth factor B pada kromosom 22 mengakibatkan terjadinya keganasan pada
jaringan fibrous. Perubahan fibrosarkoma dicirikan dengan pertumbuhan pola herringbone yang nampak pada klasik
fibrosarkoma.
D. Tanda dan Gejala Klinis
Gejala pada fibrosarkoma pada awal mulanya sering
tidak tampak atau tanpa dirasakan adanya nyeri. Biasanya tumor baru tampak
setelah timbul gejala dan teraba suatu benjolan. Pada lesi yang besar terjadi
peregangan pada kulit dan nampak mengkilat berwarna keunguan. Pada massa yang
sangat besar terjadi pelebaran pembuluh darah vena.
Tanda dan gejala pada fibrosarkoma sulit dibedakan
dari tumor lainnya sehingga diperlukan pemerikasaan jaringan dengan mikroskop
sehingga didapatkan grade dan staging dari fibrosarkoma.
Tabel
1. Grading (Derajat Keganasan)
TNM two –
grade System
|
Three –
grade System
|
Four –
grade system
|
Low –
grade
|
Grade I
|
Grade I
Grade II
|
High –
grade
|
Grade II
Grade III
|
Grade III
Grade IV
|
Tabel 2. Stage Grouping
Stage IA
|
T1a
T1b
|
N0, Nx
N0, Nx
|
M0
M0
|
Low grade
|
Stage IB
|
T2a
T2b
|
N0, Nx
N0, Nx
|
M0
M0
|
|
Stage IIA
|
T1a
T1b
|
N0, Nx
N0, Nx
|
M0
M0
|
High Grade
|
Stage IIB
|
T2a
|
N0, Nx
|
M0
|
|
Stage IIIB
|
T2b
|
N0, Nx
|
M0
|
|
Stage IV
|
Any T
Any T
|
N 1
Any N
|
M0
M1
|
Any grade
Any grade
|
Keterangan :
1
|
Primary
Tumor
|
Tx
|
Primary
tumor canot be assessed
|
T0
|
No
evidence of primary tumor
|
T1
|
Tumor 5 cm
or less in greatest dimension
|
T1a
|
Superficial
tumor
|
T1b
|
Deep tumor
|
T2
|
Tumor more
than 5 cm in greatest dimension
|
T2a
|
Superficial
tumor
|
T2b
|
Deep tumor
|
N
|
Regional
Lymph Nodes
|
Nx
|
Regional
lymph nodes cannot be assessed
|
N0
|
No
regional lymph node metastasis
|
N1
|
Regional
lymph node metastasis
|
M
|
Distant
metastasis
|
Mx
|
Distant
metastasis cannot be assessed
|
M0
|
No distant
metastasis
|
M1
|
Distant
metastasis
|
E. Diagnosis Banding
a. Mallignant fibrous histiocytoma
Malignant fibrous histiocytoma (MFH)
merupakan sarkoma jaringan lunak yang banyak ditemukan terutama pada
ekstremitas, yaitu 70%-75%. MFH berupa massa kelenjar tumor jaringan lunak,
besar, dan tidak nyeri.
b. Giant cell tumor
Giant cell tumor merupakan
tumor yang agresif tetapi merupakan tumor jinak pada metafisis atau epifisis
pada tulang panjang.
c. Osteolytic osteosarcoma
Osteolytic osteosarcoma adalah
keganasan yang paling umum dari tulang belakang multiple myeloma, kasusnya
terjadi sekitar 50% di sekitar lutut.
F. Penegakan Diagnosis
a.
Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan terdapat
benjolan. Hal-hal yang perlu digali adalah:
- Kapan benjolan tersebut mulai muncul?
- Bagaimana sifat pertumbuhannya, apakah
cepat atau lambat?
- Keluhan penekanan pada jaringan sekitar
b. Pemeriksaan
fisik
Pada pemeriksaan fisik yang perlu dicari adalah:
- Lokasi
tumor
- Deskripsi
tumor, meliputi:
· Batas tegas
atau tidak
· Ukurannya
· Permukaannya
· Konsistensinya
· Nyeri tekan
atau tidak
- Kelejar getah bening regional apakah teraba atau tidak
G.
Penunjang Pemeriksaan
a. Foto
Rontgen
Foto rontgen
biasanya tampak massa isodens berlatar belakang bayangan otot. Selain
itu juga bisa menunjukkan reaksi tulang akibat invasi tumor.
jaringan lunak seperti destruksi, reaksi periosteal
atau remodeling tulang.
b. Ultrasonografi
Pada pemeriksaan tumor jaringan lunak, ultrasonografi
memiliki dua peran utama yaitu dapat membedakan tumor kistik atau padat dan
mengukur besarnya tumor.
b.
CT-scan
Kasus
fibrosarkoma pemeriksaan CT-scan biasanya digunakan untuk klasifikasi dan osifikasi serta
melihat metastase tumor di tempat lain.
d. MRI
MRI merupakan modalitas diagnostik terbaik untuk mendeteksi, karakterisasi,
dan menentukan stadium tumor. MRI mampu membedakan jaringan tumor dengan otot
di sekitarnya dan dapat menilai bagian yang terkena pada komponen neurovaskuler
yang penting dalam limb salvage surgery.
MRI juga bisa digunakan untuk mengarahkan biopsi, merencanakan teknik operasi,
mengevaluasi respon kemoterapi, penentuan ulang stadium, dan evaluasi jangka
panjang terjadinya kekambuhan lokal.
e. Biopsi
Dengan core-needle biopsy atau
fine-needle aspiration dilakukan untuk menegakkan diagnosis
H. Histopatologi
Pemerikaan histopatologi dilakukan dengan melakukan
biopsi. Biopsi terbuka meliputi incisi dan eksisi. Incisi dilakukan bila ukuran
tumor lebih dari 3cm sementara pemeriksaan eksisi dilakukan jika ukuran tumor
kurang dari 3cm. Biopsi tertutup meliputi core
biopsy / Tru-cut biopsy dan biopsi aspirasi jarum halus.
Pada gambaran histologi fibrosarkoma memiliki pola
pertumbuhan fascicula sel berbentuk fusiform ataupun spindle. Batas antar sel
nampak tidak jelas dengan sedikit sitoplasma dan serabut kolagen membentuk
anyaman paralel. Histologi grading terutama berdasarkan derajat selularitas,
diferensiasi sel, gambaran mitotik dan jumlah kolagen yang dihasilkan oleh sel
nekrosisnya.
Pada grade rendah nampak sel spindle yang beraturan
dalam fasikula dengan selularitas rendah sampai sedang dan nampak seperti herringbone. Terdapat nuklear
pleomorfisme derajat rendah dan jarang bermitosis dan nampak stroma
kolagen. Pada grade tinggi terlihat
nuclear pleomorfisme yang tajam, selularitas lebih luas, dan mitosis atypical. Nukleus dapat
berbentuk spindle, oval atau bulat. Penampilan histologi fibrosarkoma grade
tinggi mirip dengan tumor lainnya seperti malignant
fibrous histiocytoma, liposarcoma atau synovial sarcoma.
I. Penatalaksanaan
Surgical resection dengan wide margins adalah penatalaksanaan yang
biasa dilakukan. Pada fibrosarkoma dengan low
grade operasi biasanya adekuat, meskipun kekambuhan lokal terjadi dalam 11%
pada pasien. Sedangkan pada fibrosarkoma dengan high grade sering membutuhkan preoperatif atau anjuvant chemotherapi setelah operasi untuk memenuhi kelangsungan
hidup.
Kemoterapi merupakan hal yang kontroversial namun kemoterapi baik digunakan dalam lesi tulang.
Dalam penatalaksanaan fibrosarkoma pada ekstremitas kadang diperlukan amputasi
untuk menciptakan margin yang aman tetapi dengan pertimbangan berupa :
a. Massa jaringan lunak luas
dan atau dengan adanya keterlibatan kulit
b. Keterlibatan arteri atau
nervus utama
c. Keterlibatan tulang yang
luas yang mengharuskan whole bone resection
d. Rekuren tumor yang sebelumnya
sudah di radiasi adjuvant.
Pendekatan baru pada fibrosarkoma yaitu pengangkatan dengan pembedahan
dengan mengisolasi dan disambung ke sirkuit ekstrakorporal dengan pengaturan
suhu dan oksigenasi.
J.
Prognosis
Pada
penderita fibrosarkoma dengan lesi medula high
grade harapan hidup selama 5 tahun mendekati 30% sedangkan pada penderita
fibrosarkoma di permukaaan tubuh dan derajat rendah harapan hidup selama 5
tahun ke depan 50-80%.
Faktor lain
yang berhubungan dengan usia harapan hidup yang buruk
adalah usia >40 tahun, tumor primer di axial skeleton, lesi eksentris, dan
stadium penyakit saat ditemukan. Tidak ada data kondusif yang dapat membedakan
antara tumor primer dan tumor skunder.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN MENURUT
WONG L. DONNA 2003
1.
PENGKAJIAN
a. Lakukan
pengkajian fisik
b. Dapatkan
riwayat kesehatan dengan perhatian khusus pada keluhan samar (mis, keletihan,
nyeri pada ekstremitas, berkeringat malam, sakit kepala, dan malaise umum),
bukti gangguan yang tidak hilang, masalah parental
c. Bantu
prosedur diagnostik dan pengujian, mis., pemeriksaan darah dan urin, radiologi,
pungsi lumbal, teknik pencitraan, biopsy, aspirasi sumsum tulang
d. Kaji
kemampuan koping keluarga dan system pendukung
e. Lihat
juga rencana keperawatan untuk kanker khusus
2.
DIOGNOSA
KEPERAWATAN
a.
Risiko
tinggi cedera berhubungan dengan proses malignan, pengobatan
Sasaran
pasien: 1) pasien mengalami remisi parsial atau komplet
dari penyakit
Intervensi keperawatan
a) Berikan
agens kemoterapi sesui ketentuan
b) Bantu
dengan radioterapi sesuai intruksi
c) Bantu
dengan prosedur pe,berian agens kemmoterapi (mis.m pungsi lumbal untuk
pemberian intratekal)
d) Sipakan
anak dan keluarga untuk prosedur bila tepat
Hasil yang diharapkan: anak
mencapai remisi parsial atau komplet dari penyakit
Sasaran pasien:
2) pasien tidak mengalami komplikasi dari kemoterapi
Intervensi keperawatan
a) Ikuti
pedoman pemberian agens komoterapi
b) Observasi
adanya tanda-tanda infiltrasi pada sisi intravena: nyeri, rasa tersengat,
bengkak, kemerahan
c)
Hentikan infus dengan segera bila
terdapat tanda-tanda infiltrasi untuk
mencegah kerusakan jaringan yang berat
d) Implementasikan
kebijakan institusi untuk mengatasi
infiltrasi
e) Dapatkan
riwayat yang cermat tentang alergi yang diketahui untuk mencagah anafilaksis
f) Observasi
anak selama 20 menit setelah penginfusan untuk melihat ada tidaknya tanda-tanda
anafilaksis (sianosis, hipotensi, mengi, urtikaria berat)
g) Hentiakan
penginfusan obat, dan bilas jalur intravena dengan salin normal bila reaksi
dicurigai
h) Sediakan
perawatan darurat (khususnya monitor tekanan darah dan masker dan bag resusitasi manual) serta obat-obatan
darurat (khususnya oksigen, epinefin antihistamin, aminofilin, kortikosteroid
dan vasopresor) untuk mencegah
kererlambatan dalam tindakan
Hasil yang diharapkan:
- anak tidak mengalami komplikasi dari kemoterapi
-
Anak mendapatkan pengobatan terhadap
komplikasi yang segera tepat
b.
Risiko
tinggi infeksi berhubungan dengan depresi pertahanan tubuh
Sasaran
pasien: 1) pasien mengalami risiko infeksi yang minimal
Intervensi
keperawatan:
a) Tempatkan
anak pada ruang tersendiri untuk
meminimalkan pemajanan pada organisme infektif
b) Anjurkan
semua pengunjung dan staf untuk menggunakan teknik mencuci tangan yang baik
c) Tes
semua pengunjung dan staf untuk adanya tanda-tanda infeksi
d) Gunakan
teknik aseptic yang cermat untuk semua prosedur invasive
e) Pantau
suhu
f) Evaluasi
anak untuk adanya sisi potensial infeksi (mis,. Pungsi jarum ulserasi mukosa,
abresi minor, masalah gigi)
g) Berikan
diet lengkap nutrisi sesuai usia untuk
mendukung pertahanan alami tubuh
h) Hindari
pemberian vaksin virus hidup yang dilemahkan (mis., campak, gondok, rubella,
poliovirus oral, dan virus varisela zoster [vaksin VZV atau cacar dapat
diberikan pada anak dengan leukemia limfosik akut] pada anak dengan depresi
system imun kerena vaksin ini dapat
mengakibatkan infeksi yang berlebihan.
i)
Berikan vaksin virus yang tidak
diaktifkan (mis, varisela [cacar], polio salk, influenza) sesuai ketentuan dan
diindikasikan untuk mencegah infeksi
khusus
j)
Berikan antibiotic sesuai ketentuan
k) Berikan
factor perangsang – koloni granulosit (granulocyte
colonu-stimulating factor [GCSF]) sesuai ketentuan
Hasil yang diharapkan:
- anak
tidak berhubungan dengan individu yang terinfeksi atau alat yang terkontaminasi
-
Anak mengkonsumsi diet sesuai usia
-
Anak tidak menunjukkan tanda-tanda
infeksi
c.
Risiko
tinggi cedera (hemoragi, sisitisis hemoragis) berhubungan dengan pengaruh
proliferasi sel
Sasaran
pasien: 1) pasien tidak menunjukkan bukti
perdarahan
Intervensi
keperawatan
a) Gunakan
semua tindakan untuk mencegah infeksi, khususnya pada area ekimosis, karena infeksi menyebabkan kecenderungan
perdarahan
b) Gunakan
tindakan local (mis., memberikan tekanan, es) untuk menghentikan perdarahan
c) Batasi
aktivitas keras yang dapat menyebabkan
cedera yang tidak disengaja
d) Libatkan anak dalam tanggung jawab untuk membatasi
aktivitas bila jumlah trombosit turun untuk
mendorong kepatuhan
e) Hindari
pungsi kulit bila mungkin untuk mencegah
perdarahan
f) Observasi
adanya perdarahan setelah prosedur seperti pada pungsi vena, aspirasi sumsung
tulang
g) Balikkan
dengan sering dan gunakan matras pengurang-tekanan atau pennghilang-tekanan untuk mencegah luka tekan
h) Ajarkan
orangtua dan anak yang lebih besar tindakan-tindakan untuk mengontrol
perdarahan hidung
i)
Cegah ulserasi oral dan rektal karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
j)
Hindari obat-obatan yang mngandung
aspirin
k) Berikan
trombosit sesuai ketentuan
Hasil yang diharapkan:
anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
d.
Risiko
tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Sasaran
pasien: 1) pasien tidak mengalami mual atau muntah
Intervensi
keperawatan:
a) Berikan
dosis antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi untuk mencegah mual dan
muntah, sehingga mencegah respons antisipasi
b) Berikan
antiemetic sampai mual dan muntah berakhir
c) Kaji
respons anak terhadap antiemetic
d) Hindari
makanan dengan mau menyengat
e) Buka
nampan makanan rumah sakit diluar kamar anak
f) Dorong
masukan cairan dengan jumlah sedikit tapi sering
g) Berikan
cairan intravena, sesuai ketentuan
Hasil
yang diharapkan: - anak menyerap makanan dan cairan
-
Anak tidak mengalami mual dan muntah
e.
Perubahan
membrane mukosa berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi
Sasaran
pasien: 1) pasien tidak mengalami mukosa oral
Intervensi
keperawatan:
a) Inspeksi
mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral; laporkan bukti-bukti ulkus pada praktisi
b) Hindrai
mengukur suhu oral
c) Lakukan
hygiene oral yang baik segera setelah obat digunakan yang dapat menyebabkan
ulkus oral
d) Gunakan
sikat gigi berbulu lembut , aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut
kasa
e) Beriakan
pencucian mulut sering (sedikitnya setiap hari 4 jam dan setalah makan)
f) Gunakan
anastesi local untuk area yang luka sebelum makan dan sesuai kebutuhan
g) Hindari
penggunaan laruran lidokain anak kecil
h) Bunakan
balm bibir
i)
Berikan diet cair, lembut dan lunak; berikan
makanan yang paling dapat ditoleransi anak
j)
Dorong masukan cairan; gunakan sedotan
k) Dorong
orangtua untuk merilekskan tekanan untuk makan
l)
Hindari jus yang mengandung asam
askorbat dan makanan panas atau dingin atau pedas bila hal tersebut menimbulkan
rasa tidak nyaman yang lebih hebat
m) Hindari
penggunaan swab gliserin lemon
n) Jelaskan
kepada orangtua bahwa anak memerlukan hospitalisasi
o) Berikan
obat-obat antiinfeksi sesuai intruksi
p) Berikan
analgesic, termasuk opioid
Hasil
yang diharapkan: - membrane mukosa tetap utuh
-
Ulkus menunjukkan bukti-bukti pemulihan
-
Anak melaporkan dan/atau menunjukkan
tidak adanya rasa tidak nyaman
Sasaran
pasien: 2) pasien tidak mengalami ulserasi rektal
Intervensi
keperawatan
a) Cuci
area perianal setelah defekasi
b) Gunakan
rendam duduk hangat atau mandi tub
c) Pajankan
pada udara area yang kemerahan dan bukan area yang mengalami ulkus
d) Gunakan
barrier kulit protektif (balutan transparan film, salep oklusif) pada area
perineal
e) Observasi
adanya konstipasi
f) Catat
defekasi; penggunaan pelunak feses
g) Hindari
penggunaan suhu rektal dan supositoria
Hasil
yang diharapkan: - mukosa rektal tetap bersih dan utuh
-
Area ulserasi sembuh tanpa komplikasi
-
Anak mengalami defekasi yang teratur
f.
Perubahan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungna dengan kehilangan nafsu makan
Sasaran
pasien: 1) pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Intervensi
keperawatan
a) Dorong
orangtua untuk merilekskan tekanan pada saat makan
b) Ijinkan
anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi
c) Jelaskan
peningkatan nafsu makan yang diharapkan karena steroid
d) Berikan
makanan dalam porsi sedikit tapi sering
e) Perkaya
makanan dengan suplemen nutrisi, seperti susu bubuk atau suplemen lainnya
f) Izunkan
anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
g) Buat
makanan yang menarik dan bervariasi
h) Kaji
masalah-masalah lain dalam keluarga ( misalnya penggunaan makanan oleh anak
sebagai mekanisme kontrol bila nafsu makan tidak membaik meskipun status fisik
membaik untuk mengidentifikasi area yang
memerlukan intervensi
Hasil
yang diharapkan: masukan nutrisi adekuat
g.
Kerusakan
intergritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,
imobilitas
Sasaran
pasien: 1) pasien mempertahankan integritas kulit
Intervensi
keperawatan
a) Berikan
perawatan kulit yang cermat, terutama didalam mulut dan bagian perianal karena area ini cenderung mengalami ulserasi
b) Ubah
posisi dengan sering untuk merangsang
sirkulasi dan menghilangkan tekanan
c) Dorong
masukan kalori-protein yang adekuat untuk
mencegah keseimbangan nitrogen yang negative
Hasil
yang diharapkan: kulit tetap bersih dan utuh
h.
Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuscular (neuropati)
Sasaran
pasien: 1) pasien mangalami efek negative yang minimal dari neuropati perifer
Intervensi
keperawatan
a) Dorong
ambulasi bila anak mampu
b) Berikan
cairan dan makanan lunak untuk mengurangi
gerakan mengunyah dengan nyeri rahang
Hasil
yang diharapkan: anak berambulasi tanpa kecelakaan atau
kesulitan
i.
Gangguan
citra diri berhubungan dengan kehilangan rambut, moon face, debilitasi
Sasaran
pasien/keluarga: 1) pasien/keluarga menunjukkan perilaku
koping positif
Intervensi
keperawatan
a) Berikan
penutupan yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angina atau
dingin, karena kehilangannya perlindungan
alami
b) Anjurkan
untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek, dan halus untuk mnyamarkan kebotakan parsial
c) Jelaskan
bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3-6 bulan dan mungkin warna dan stekturnya agak
berbeda untuk menyiapkan anak dan
keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru
Hasil
yang diharapkan: - anak mengungkapkan masalah yang
berkaitan dengan kerontokan rambut
-
Anak mapu menentukan metode untuk
mengirangi efek kerontokan rambut
-
Anak tampak bersih, rapid an berpakaian
menarik
Sasaran
pasien: 2) pasien menunjukkan penyesuaian terhadap
perubahan penampilan wajah
Inrevensi
keparawatan:
a) Anjurkan
reintegrasi cepat dengan teman sebaya untuk
mengurangi kontras terhadap perubahan penampilan wajah
b) Tekankan
bahwa reaksi ini bersifat sementara untuk
memberikan keyakinan bahwa penampilan anak yang biasa akan kembali
c) Evaluasi
penambahan berat badan dengan cermat (pada
penambahan berat badan yang disebabkan oleh pemberian steroid, ekstremitas
tetap dalam keadaan kecil)
Hasil
yang diharapkan: - keluarga menunjukkan pemahaman
tentang konsekuensi dari terapi
-
Anak melakukan kembali aktivitas-aktivitas dan
hubungan-hubungan sebelumnya dalam batasan kemampuan
Sasaran
pasien: 3) pasien mengekspresikan perasaannya
Intervensi
keperawatan
a) Berikan
kesempatan pada anak untuk mendidkusikan perasaan dan kekhawatirannya
b) Berikan
bahan-bahan untuk ekspresi nonverbal (mis, bermain, seni)
Hasil
yang diharapkan: anak mengekspresikan perasaannya tentang
perubahan tubuh melalui kata-kata, permainan, atau seni
j.
Nyeri
berhunungan dengan diognosa, pengobatam, efek fisiologis dari neoplasia
Sasaran
pasien: 1) pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri
menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak
Intervensi
keperawatan
a) Kaji
kebutuhan untuk penatalaksanaan nyeri
b) Evaluasi
efektifitas penghilang nyeri dengan
derajat kewaspadaan vs sedasi untuk
menentukan kebutuhan perubahan dosis, waktu pemberian, atau obat
c) Lakukan
teknik pengurangan nyeri nonfarmakologis yang tepat sebagai analgesic tambahan
d) Berikan
analgrsik sesuai ketentuan
e) Berikan
obat-obatan dengan jadwal preventif untuk mencegah kekambuhan nyeri
Hasil yang diharapkan:
- anak beristirahan dengan tenang, tidak melaporkan dan /atau menujukkan
bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman
k.
Takut
berhubungan dengan tes diagnosa, prosedur, pengobatan
Sasaran
pasien: 1) pasien menunjukkan penurunan rasa takut
yang berhubungan dengan prosedur dan tes diagnostic
Intervensi
keperawatan
a) Jelaskan
prosedur dengan cermat sesuai dengan tingkat pemahaman anak untuk menentukan rasa takut terhadap hal-hal
yang tidak diketahuinya
b) Jelaskan
tentang apa yang akan dilakukan dan apa yang akan dirasakan, dilihat dan
didengar anak untuk meningkatkan rasa control
c) Jelaskan
permintaan khusus pada anak (mis., kebutuhan untuk tidak tetap bergerak selam tes
dan/atau radioterapi) untuk mendorong
kerja sama
d) Implementasikan
teknik distraksi dan teknik pengurangan nyeri sesuai indikasi
Hasil yang diharapkan: -
anak berespon terhadap arahan verbal
-
Anak mengulangi informasi dennga akurat
l.
Kurang
aktivitas pengalihan berhubungan dengan lingkungan yang terbatas (kamar
pribadi)
Sasaran
pasien: 1) pasien berkesempatan untukberpartisipasi
dalam aktibitas pengalihan
Intervensi
keperawatan
a) Berikan
mainan yang sesuai dengan usia yang dapat diberikan dengan seksama untuk memberikan pengalihan tanpa risiko
infeksi
b) Lbatkan
spesialis anak atau pelayanan pendukung lainnya dalam merencanakan aktivitas
pengalihan
Hasil
yang diharapkan: - anak melakukan aktivitas yang sesuai
dengan usia dan minat
-
Anak mendapatkan mainan yang tepat
m.
Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang
mengancam kehidupan
Sasaran
pasien/keluarga: 1) pasien (keluarga) menunjukkan
pengetahuan tentang prosedur diagnostic/terapi
Intervensi
keperawatan
a) Jelaskan
alasan setiap tes dan prosedur
b) Jelaskan
alasan untuk radioterapi, kemoterapi
c) Jelaskan
prosedur operarif dengan jujur
Hasil
yang diharapkan: anak dan keluarga menunjukkan pemahaman
tentang prosedur
Sasaran
pasien/keluarga: 2) pasien dan keluarga mendapat dukungan
yang adekuat
Intervensi
keperawatan
a) Ajarkan
orangtua tentang proses penyakit
b) Jelaskan semua prosedur
yang akan dilakukan pada anak
c) Dorong
keluarga untuk mendiskusikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum
diagnose dan prospek anak untuk pertahanan hidup
Hasil
yang diharapkan: - keluarga menunjukkan pengetahuan
tentang panyakit anak dan tindakannya
-
Keluarga mengekspresikan perasaannya dan
kekhawatirannya serta meluangkan waktu bersama anak
n.
Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan anak yang menjalani terapi
Sasaran
pasien: 1) pasien /keluarga menunjukkan pemahaman
tentang efek samping dan/komplikasi tindakan
Intervensi
keperawatan
a) Beritahu
kelurga tentang efek samping yang diperkirakan vs toksisitas, jelaskan
kebutuhan eveluasi medis apa yang diperlukan untuk mencegah keterlambatan tindakan
b) Yakinkan
keluarga bahwa reaksi seperti ini tidak disebabkan oleh kembalinya sel kanker untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak
perlu
c) Siapkan
keluarga terhadap perubahan alam perasaan yang diperkirakan muncul akibat
steroid
Hasil
yang diharapkan: - keluarga menunjukkan pengetahuan
tentang instruksi
-
Keluarga menunjukkan pemahaman tentang
perubahan perilaku
Sasaran
pasien/keluarga: 3) pasien/keluarga siap untuk perawatan
dirumah
Intervensi
keperawatan
a) Ajarkan
tindakan preventif pada saat pemulangan (mis., mencuci tangan dan isolasi dari
keramaian) untuk mencegah infeksi
b) Tekankan
pentingnya mengisolasi anak dari kasus-kasus cacar air atau penyakit masa
kanak-kanak lain; bekerjasama dengan perawat sekolah dan dokter untuk
menentukan waktu yang optimal untuk kembali masuk sekolah untuk mencegah ketidakhadiran yang tidak perlu atau risiko infeksi
c) Ajarkan
instruksi perawatan dirumah yang spesifik untuk kebutuhan anak
Hasil
yang diharapkan: keluarga menunjukkan kemampuan untuk
memberikan perawatan dirumah pada anak
o.
Antisipasi
berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak
Sasaran pasien/keluarga: 1)
pasien (keluarga) menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak
Intervensi keperawatan
a) Berikan
kontak yang konsisten pada keluarga untuk
menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasi
b) Jelaskan,
fokuskan kembali, dan berikan informasi sesuai kebutuhan
c) Bantu
keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminal (mis.,
tindakan penyelamatan hidup yang luar biasa) untuk meyakinkan bahwa harapn mereka diimplementasikan
d) Atur
untuk dukungan spiritual sesuai keykinan keluarga
Hasil yang diharapkan:
- keluarga tetap terbuaka untuk konseling dan kontak keperawatan
-
Keluarga dan anak mendiskusikan rasa
takut, kekhawatiran kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal
DAFTAR
PUSTAKA
Helmi,
Zirin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Cance, L. Mc. Kathrya, Sue E.
Huether, Valentina L. Brashers, et al. 2010. Fibrosarcoma. Pathophysiology The Biologic for Disease in Adultd and Children. 6th
Edition. Canada: Mosby Elsevier. pp : 1591.
Cance, L.Mc. Kathrya, Sue E.
Huether, Valentina L. Brashers, et al. 2010. Ionizing Radiation. Pathophysiology The Biologic for Disease in
Adultd and Children. 6th Edition. Canada: Mosby Elsevier. pp :
73-75.
Wong, Sandra L. 2008. Diagnosis and
Management of Desmoid Tumors and Fibrosarcoma. Journal of Surgical Oncology. Vol 97. University of Michigan. pp :
554-558.
Sriwibowo, Kun. 2005. Akurasi Biopsi Aspirasi Jarum Halus sebagai Sarana dalam
Menegakkan diagnosa Neoplasma Ganas Jaringan Lunak. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Semarang. pp : 5-10 Available from: http://eprints.undip.ac.id/12551/1/2005PPDS3637.pdf. Accessed
on 14 April 2014
Devita, Vincent T,
Samuel Hellman, Steven A. Rosenberg. 1987. Malignant Bone Tumor. Cancer Principles & Practice of Oncology.
5th Edition. United State of America: Lippincott-Raven
Publishers. pp: 1816-1844.
R. Sjamsuhidajat, Wim
de Jong. 2007. Tumor Jaringan Lunak. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. pp : 1034-1036
Krygier, Jeffrey. E, Valerae Lewis. 2009. Fibrosarcoma of Bone: Review of
A Rare Primary Malignancy of Bone. San
Jose. Available from: http://terryhealey.com/wp-content/Fibrosarkoma.pdf. accessed on
15 March 2014
0 komentar:
Posting Komentar